ELASTISITAS BENDA
Jika pada sebuah
benda diberi gaya, ada kemungkinan
benda tersebut akan membengkok searah dengan
gaya penyebabnya. Jika gaya penyebabnya ini dihilangkan maka benda akan kembali
kekeadaan semula, benda ini dikatakan benda elastis. Dengan kata lain,
kepegasan atau kelentingan ialah sifat yang dimiliki oleh suatu benda untuk
kembali kekeadaan semula ketika gaya yang bekerja padanya dihapuskan. Jika gaya
yang diberikan pada benda di atas diperbesar hingga suatu harga tertentu, lalu
harga tersebut dihilangkan ternyata benda tidak dapat kembali kekeadaan semula.
Batas gaya yang dapat diberikan hingga benda hampir tidak dapat dikembalikan
kekeadaan semula ini dinamakan batas
kelentingan/batas elastik. (Surya, Yohanes 1988; 27)
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa benda yang tidak elastis adalah benda
yang memiliki batas elastik kecil sekali. Sedangkan benda elastis adalah benda
yang memiliki batas elastik besar. Contoh dari benda tidak elastis yang sering
kita temui dalam kehidupan sehari-hari yaitu kertas, kayu, plastisin. Sedangkan
contoh benda elastis yaitu karet gelang, pegas baja (spiral), dan balon
1. Hukum
Hooke
Apabila suatu pegas ditarik atau ditekan dalam batas
linearnya dengan gaya luar F, maka batang atau pegas akan muncul gaya F1
(sebagai reaksi terhadap gaya luar F) yang besarnya sebanding dengan perubahan
panjang x dari batang atau pegas tersebut.
Berdasarkan pada gambar
di atas, semua pegas memiliki panjang alami di mana pada keadaan ini pegas
tidak memberikan gaya pada massa m, dan posisi massa di titik ini disebut posisi setimbang. Jika massa
dipindahkan apakah ke kiri, yang menekan pegas atau ke kanan, yang merentangkan
pegas, pegas memberikan gaya pada massa yang bekerja dalam arah untuk
mengembalikan massa ke posisi setimbangnya; oleh sebab itu gaya ini “gaya
pemulih”. Besar gaya pemulih F ternyata berbanding lurus dengan simpangan x
dari pegas yang direntangkan atau ditekan dari posisi setimbang.
Perbandingan
ini dapat dituliskan dalam persamaan :
F = -K Δx
Dengan,
F = gaya (berat) yang menarik benda (Newton)
F1 = gaya dari batang atau pegas (Newton)
Δx = pertambahan panjang (meter)
k = konstanta pegas.
Tanda
minus (-) pada arah di atas menyatakan arah gaya pegas F1 berlawanan
arah dengan arah simpangan x. (Tim MGMP Fisika, 2010; 91).
Pada penjelasan
di atas, sebelumnya telah dibahas mengenai batas
kelentingan/batas elastik. Hukum Hooke merupakan pendekatan yang baik untuk
banyak materi umum, dan kurvanya merupakan garis lurus. Setelah titik ini,
grafik menyimpang dari garis lurus dan tidak ada satu hubungan sederhana antara
F dan Δx. Meskipun demikian, sampai
suatu titik yang lebih jauh sepanjang kurva yang disebut batas elastik, benda
akan kembali ke panjang semula jika gaya dilepaskan. Daerah dari titik awal ke
batas elastik disebut daerah elastik.
Jika benda direnggangkan melewati batas elastic, ia memasuki daerah plastik: benda tidak akan kembali
ke panjang awalnya ketika gaya eksternal dilepaskan, tetapi tetap berubah
bentuk secara permanen (seperti melengkungnya klip kertas). Perpanjangan maksimum
dicapai pada titik patah.(Giancoli,
Douglas C. 2001; 300).
2.
Tegangan
Jika sebuah benda elastis ditarik oleh suatu gaya, benda
tersebut akan bertambah panjang sampai ukuran tertentu sebanding dengan gaya
tersebut, yang berarti ada sejumlah gaya yang bekerja pada setiap satuan
panjang benda Gaya yang bekerja sebanding dengan panjang benda dan berbanding
terbalik dengan luas penampangnya. Dalam fisika, besarnya gaya yang bekerja (F)
dibagi dengan luas penampang (A) didefinisikan sebagai tegangan (stress),
disimbolkan σ:
Dalam SI, satuan tegangan (σ) adalah N/m2
yang diperoleh melalui pembagian satuan gaya dan luas.
Apabila gaya tersebut menyebabkan pertambahan panjang pada
benda, maka disebut tegangan tensil. Sebaliknya, jika gaya menyebabkan
berkurangnya panjang benda, maka disebut tegangan kompresional.
3. Regangan
Benda yang menggantung pada tali, menimbulkan gaya tarik
pada tali, sehingga tali memberikan perlawanan berupa gaya dalam yang sebanding
dengan berat beban yang dipikulnya (gaya aksi = reaksi). Respon perlawanan dari
tali terhadap beban yang bekerja padanya akan mengakibatkan tali menegang
sekaligus juga meregang sebagai efek terjadinya pergeseran internal di tingkat
atom pada partikel-partikel yang menyusun tali, sehingga tali mengalami
pertambahan panjang (istilah jawanya : ‘modot atau melur’).
Jika pada akhirnya tali telah mengalami pertambahan
sejauh Δl dari yang semula sepanjang L, maka regangan yang terjadi pada tali
merupakan perbandingan antara penambahan panjang yang terjadi terhadap panjang
mula-mula dari tali dan dinyatakan sebagai berikut :
Regangan tidak
berdimensi (tidak mempunyai satuan), dengan demikian regangan merupakan
perubahan fraksional dari panjang benda dan merupakan ukuran mengenai seberapa
jauh batang tersebut berubah bentuk. (Giancoli, Douglas C. 2001; 301).
4. Modulus
Elastik
Ketika sebuah gaya diberikan pada sebuah
benda, maka ada kemungkinan bentuk benda berubah. Reaksi benda terhadap gaya
yang diberikan dicirikan oleh nilai suatu besaran yang disebut modulus elastik.
Menurut Yohanes Surya (1988; 28) terdapat 3 macam modulus elastik :1. Modulus Young melukiskan pertambahan panjang suatu zat (DL). Menurut Hooke
Nilai Modulus
Young untuk berbagai materi dirangkum pada tabel 1. Karena E merupakan sifat
dari materi dan tidak bergantung pada ukuran atau bentuk benda.
Tabel 1. Modulus Young dan
modulus geser beberapa bahan
2. Modulus Bulk melukiskan
pertambahan volume suatu zat.
Jika benda mengalami gaya internal dari
semua sisi, volumenya akan berkurang. Situasi umum ialah benda yang dimasukkan
pada fluida; karena pada kasus ini, fluida memberikan tekanan pada benda di
semua arah. Tekanan didefinisikan sebagai gaya persatuan luas, dan dengan
demikian ekivalen dengan tegangan. Untuk situasi ini, perubahan volume (DV) ternyata
sebanding dengan volume awal (Vo) dan penambahan tekanan (DP).
Dengan demikian diperoleh persamaan yang sama seperti pada modulus young tetapi
dengan konstanta pembanding yang disebut modulus
Bulk, B :
Tanda minus dimasukkan
untuk menunjukkan bahwa volume berkurang terhadap penambahan tekanan.
(Giancoli, Douglas C. 2001; 304).
3.
Modulus geser (shear modulus) melukiskan perubahan bentuk zat akibat
kekenyalannya.
Misalkan bahwa
sebuah buku atau batu bata terpasang saat di permukaan meja, dimana gaya
diberikan sejajar dengan permukaan. Meja memberikan gaya yang sama dan
berlawanan arah sepanjang permukaan bawah. Walaupun dimensi benda tidak banyak
berubah bentuk benda berubah seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini .
Sebuah persamaan yang sama dengan persamaan
pada modulus Young dan modulus Bulk :
Benda persegi
panjang yang mengalami pergeseran pada gambar di atas sebenarnya tidak akan
berada dalam kesetimbangan akibat dari gaya-gaya yang ditunjukkan, karena aka
nada gaya total. Jika pada kenyataannya benda tersebut setimbang pasti ada dua
gaya lagi yang bekerja padanya yang mengimbangi torsi ini. Satu gaya bekerja
vertical ke atas di sebelah kanan dan yang satu lagi vertical ke bawah di
sebelah kiri, sebagaimana yang ditunjukkan gambar di atas. Hal ini pada umumnya
benar untuk gaya-gaya geser. Jika tambahan ini dapat diberikan oleh meja dan
oleh apapun yang memberikan gaya horizontal lainnya (seperti tangan yang
mendorong pada bagian atas buku. (Giancoli, Douglas C. 2001; 304).
Konstanta pegas dapat berubah
nilainya, apabila pegas-pegas tersebut disusun menjadi rangkaian. Hal ini
diperlukan, jika Anda ingin mendapatkan suatu nilai konstanta pegas untuk
tujuan praktis tertentu, misalnya dalam merancang pegas yang digunakan sebagai shockbreaker.
Besar konstanta total rangkaian pegas bergantung pada jenis rangkaian pegas,
yaitu rangkaian pegas seri atau rangkaian pegas paralel.
1.
Susunan Pegas Paralel
Karena
pegas disusun paralel, maka gaya F terbagi rata pada kedua pegas tersebut
sebesar F . Konstanta gaya pegas Kp pengganti yaitu :
2. Susunan Pegas Seri
Bila
dua buah pegas disusun seri, maka gaya yang bekerja pada masing-masing
pegas sama dengan gaya luar F, sedangkan
perpanjangan total sama dengan jumlah perpanjangan pegas pertama dan kedua.
Jadi, F1 – F2 = F dan x = x1 + x2.
Secara umum untuk n buah pegas yang memiliki konstanta gaya disusun seri pegas
pengganti. Ks memenuhi hubungan
Materinya menarik. Elastisitas benda memang penting untuk dipelajari. dalam rekayasa material untuk menciptakan material baru yang mempunyai sifat mekanik unggul juga harus harus paham tentang konsep ini. kalau mau mempelajari lebih lanjut, bisa buka buku ini http://goo.gl/T2UYLR
BalasHapusDari segi penyajian materi, ada beberapa hal yang perlu diperbaiki. misalnya, tata letak, ada yang rata kanan-kiri (justify), ada yang hanya rata kiri, juga ada yang menjorok keluar. spasi, beberapa ada yang spasinya sangat lebar. huruf, jenis huruf yang digunakan antara paragraf satu dengan lainnya ada yang berbeda. Dalam pengamatan saya, hal-hal tersebut menyebabkan penyajian materinya sedikit kurang menarik. hehe.
semoga menjadi bahan masukan. Selamat melanjutkan. :)